Haruskah Blogger Bisa Bicara di Depan Umum

Posting Komentar

 

bercara di depan umum, dokpri

 Mengenai berbicara di depan umum, aku jadi ingat saat bekerja di sebuah perusahaan kosmetik, yang mengharuskan aku harus bisa dan banyak bicara di depan para distributor-distributor, karena aku harus melatih mereka, memberi training soal penjualan dan produk knowledge menjelaskan satu – satu produk yang ada saat itu, agar para distributor bisa menjual produk kami dengan baik. Aku merasa itu terjadi secara alami, tiba-tiba aku yang tadinya sangat introvet dan pendiam banget saat sekolah, bisa melakukan itu. Dan itu terjadi begitu saja tanpa latihan yang penting kita menguasai apa yang akan kita bicarakan. Apalagi saat itu banyak sekolah SMK yang meminta untuk kita mengajar para siswanya agar bisa memulai berwirausaha, jadi mau tak mau jadilah aku dari kelas-ke kelas di berbagai sekolah SMK mengajar seperti guru, hahaha..padahal bukan guru juga, tak apalah yang penting penjualan naik tajam dari para siswa ini, hehehe...itu duluuu

Hal ini membuat seorang teman sekolah yang kebetulan melihatku sedang berbicara di depan umum heran, “Loh, ternyata kamu bisa ngomong ya, Tik. Kukira dulu itu kamu bisu...” sampai segitunya teman itu menggambarkan keadaan aku saat masih duduk di bangku SMP, SMA dan juga saat kuliah. Bahkan saking pendiamnya aku hanya punya sedikit teman, yang lebih lucunya karena tidak pernah berbicara, sampai kelas 3 aku tidak hafal nama-nama teman sekelasku satu-satu. Kalau aku ingat-ingat dulu itu karena aku merasa sangat minder bergaul dengan teman-temanku. Aku merasa tidak sepintar mereka, tidak secantik mereka, dan orang tuaku juga tidak sekaya mereka, walaupun aku selalu sekolah di sekolah favorit di kotaku saat itu aku merasa hanya bejo saja tidak seperti mereka. Bahkan saat aku kuliah di Undip pun hal itu masih aku rasakan, aku selalu merasa tidak cakap, tidak cantik seperti teman-temanku. Ternyata dulu aku kurang bersyukur dengan keadaanku ya....ampuun Gusti.

Namun begitu sejak kuliah, aku suka bergaul dengan teman-teman yang pandai berbicara, bernyanyi, MC sehingga kebanyakan teman dekatku saat itu selain kuliah juga berprofesi sebagai penyiar radio, mulai penyiar Radio Suara Sakti, RCT, Gajahmada, IBC, Radio Merci, dll...radio-radio yang ngetop saat itu. Aku senang mengikuti kegiatan-kegiatan mereka, rasanya suaraku sudah diwakili oleh sahabat-sahabatku waktu itu.

Memasuki dunia kerja ternyata berbicara di depan umum itu mutlak wajib bisa pada posisi yang aku kerjakan saat itu, jadilah... aku mulai bisa bicara. Apalagi saat aku berwirausaha membuka toko kosmetik sendiri, aku mulai terbiasa meladeni kustamer  dan mengajari SPG-SPG ku agar mereka bisa bicara dan berjualan dengan lancar. Tapi itu semua dulu...

Berpuluh tahun kemudian saat aku sudah meninggalkan semua dan memulai status sebagai ibu rumah tangga yang 24 jam full di rumah dengan kondisi sebagai perantau di pedalaman Kalimantan, kemampuanku berbicara hilang lagi. Karena tetangga yang kebanyakan memakai bahasa Banjar yang tidak aku pahami, selain memang hidup di tepi hutan juga. Aku kembali menjadi introvet, saat itulah aku mulai menuangkan yang ada dalam pikiranku melalui tulisan, berupa buku harian.

Saat sudah mengenal internet baru aku mulai menulis pada status Facebook, dan saat sudah pulang kembali ke Jawa dengan internet lancar aku mulai mengenal menulis di blog Kompasiana. Karena aku banyak menulis fiksi, puisi dan cerpen, jadi beberapa kali kesempatan aku pun diminta untuk membacakan karya-karyaku sendiri di depan umum. Beeberapa kesempatan aku membaca puisi di depan umum, Alhamdulillah lancar.

Sejak beralih menjadi seorang blogger memang aku belum pernah berkesempatan menjadi narasumber tetapi kemampuan berbicara di depan umum aku rasa sangat di perlukan saat kita sedang menggali, mengeksplore bahan-bahan yang hendak kita tulis dari seorang narasumber. Misalnya, kemarin datang ke galeri batik dan bordir untuk bisa mendapatkan info dan bahan –bahan yang hendak aku tulis, gak bisa dong kita hanya melihat-lihat saja tanpa menggali informasi dari pemiliknya. Atau tiba-tiba diundang oleh suatu dinas seperti dinas pariwisata, kantor bea cukai biar tidak memalukan kemampuan berbicara sangat diperlukan.

Jadi menurut aku, penting dan penting banget kita sebagai seorang blogger menguasai teknik berbicara di depan umum, takutnya nih tiba-tiba kita disuruh menjadi narasumber dari hal yang telah kita tulis. Setidaknya kita harus menguasai bahan atau materi dengan baik, bisa mengatur intonasi suara dan vokal suara dengan baik. Agar suara kita jelas terdengar dan dipahami orang. Apalagi sejak bergabung deng Gandjelrel aku banyak belajar tentang blogger dan mulai rajin menulis lagi. Terima kasih 

Begitu saja sih, kalau menurut aku, Menulis, Yes! Berbicara juga, Oke!

Tapi prakteknya kita harus banyak belajar pada orang yang tepat.

srisubekti.com
wife ordinary, writer, fiksianer, kompasianer, Content creator

Related Posts

Posting Komentar