Seharum melati, aku ingin tetap mlaku berjalan dengan indah. Berkarya dengan menyenangkan, bermanfaat dan menyimpan kenangannya. Agar harum selalu bak mlatiku.
Gunung- gunung Itu Tidak Diam tidakkah engkau menyadari bahwa gunung itu pasak, yang akarnya menghunjam dan melindungimu dari guncangan bumi menyombongkan diri, seakan Dia tak melihat, sete…
Puisi-puisi Karya Sri Subekti Astadi Untuk Event Erupsi Gunung Berapi (Puisi 1 ) Mengenang Muria mengenang Muria, adalah mengenang Bapak yang tak lelah menggandengku, terkadang mengendongku menapaki…
Puisi : 3 Sahabatku Kami titip padamu kawan bila kau bertemu dengannya, berilah dia sebutir cinta biarkan dia menyusuri hidup dengan cinta itu dia sahabatku, Kawan yang baru saja tu…
Sri Subekti Astadi Puisi : 2 Akulah Cinta itu… Akulah cinta yang mengalir pada darah-darah ibu saat meregang nyawa melahirkan pada tetes keringat ayah yang tak pedulikan letihnya …
Puisi – puisi Sri Subekti Astadi Puisi : 1 Buruh Mbatil Rokok fajar belum juga menyingsing, ketika sekelompok wanita perindu matahari berkejaran melupakan mimpi yang tak berlanjut saat …
Mekar Mekar, merekah, sekar itu Mengharum, mewangi selimuti hati Pada kepasrahan yang telah lama membuat resah Aku menikmati mekar. Itu.. Aku bersyukur dan aku tetus berharap.. Pada yang s…