Air Sumurku Tidak Jernih Lagi

3 komentar

 

sumur dan kamar mandi adat Kudus sumber gambar ISK_com

Kenangan masa kecil selalu berkelebat saat melihat sumur yang terdapat di depan rumah. Sumur itu sekarang sudah rata dengan lantai, bahkan di atasnya sudah berdiri bangunan garasi mobil. Meskipun airnya masih digunakan dalam pemakaian terbatas, sumur itu dulu ada bibir sumur setinggi pinggang sekarang sudah ditutup dengan beton.

Sumur bagi masyarakat kota Kudus mempunyai arti tersendiri, sehingga rata-rata orang Kudus jaman dahulu meletakkan sumur ada di depan rumah. Agar seseorang yang baru dari berpergian bisa membersihkan diri dahulu sebelum masuk ke rumah.

Tahun demi tahun berlalu bangunan sumur dan kamar mandi yang terletak di depan dianggap mengganggu, sehingga bangunan kulah/ jeding yang dulu luas bisa menampung banyak air sumur yang ditimba tak ada lagi. Sumurnya ditutup dan bangunan kulah/ jedingnya dibongkar menjadi kamar mandi kecil di dalam rumah.

Bukan hanya bangunan sumur saja yang kini berubah. Air sumur juga sekarang tidak jernih lagi bahkan sering mengeluarkan bau yang tidak sedap pada pagi hari. Air sumur yang sekarang dinaikkan dengan mesin pompa itu sudah tidak layak konsumsi lagi.

Padahal dulu air sumur yang ditimba sedalam 10 meter itu airnya segar, jernih bahkan terkadang ada yang langsung meminumnya tanpa dimasak lebih dahulu.

Ada banyak perubahan yang mempengaruhi air sumur di rumah kami. Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia yang tidak peduli dengan alam. Dulu di sekeliling sumur dan halaman juga halaman para tetangga merupakan kebun dengan aneka macam tumbuhan, sehingga akar-akar dari tumbuhan itu dapat menyaring air serapan sehingga air menjadi jernih. Tumbuh-tumbuhan itu sekarang sudah tidak ada, tak  lagi yang menyaring air yang merembes ke tanah untuk kemudian masuk ke dalam sumur. Bahkan sumber air yang di dalam tanah juga sudah tidak melimpah lagi seperti dahulu. Sehingga bila kemarau tiba sumber air mengecil.

Semakin banyaknya manusia semakin banyak limbah yang dihasilkan, termasuk juga limbah air yang masuk dan mengalir di got atau parit yang dibuat di sepanjang jalan baik itu jalan raya maupun gang-gang di kampung. Air limbah yang bercampur dengan aneka sabun itu  lama-kelamaan akan mempengaruhi struktur tanah dan air yang bersumber dari dalam tanah.

Akibatnya air sumur tak bisa dimanfaatkan dengan untuk keperluan rumah tangga, kita harus beli air isi ulang dan air kemasan dalam galon untuk keperluan masak dan minum, dan  berlangganan air PDAM. Air sumur hanya bisa digunakan untuk keperluan mencuci kendaraan dan barang-barang lain saja, karena kualitasnya jelek.

Siklus air pun berubah, orang kota juga butuh air pegunungan untuk keperluan hidupnya. Akibatnya ada eksploitasi air pegunungan secara besar-besaran, yang menyebabkan pegunungan tak lagi dingin, sumber air di pegunungan mengecil. Bahkan bila kemarau panjang pohon-pohon kekeringan kekurangan air. Apalagi dengan ekploitasi tanah di daerah pegunungan untuk keperluan bisnis dan hunian semakin besar. Akibatnya saat musim hujan datang tanah tak mampu menampung air dalam skala besar sehingga akan terjadi longsor di daerah pegunungan dan banjir di daerah yang lebih rendah.

kegiatan Siap Darling di Candi Gedong Songo Maret 2020 Foto Koleksi pribadi


Berkurangnya pohon baik akibat penebangan hutan maupun kebakaran hutan yang terjadi di mana-mana sangat membawa efek buruk pada iklim. Seperti kita ketahui bahwa dedaunan pada pohon merupakan penghasil O2  atau oksigen terbaik untuk memproduksi udara segar yang kita butuhkan. Dan pohon juga menyerap CO2 atau karbon dioksida di udara untuk keperluan fotosintesis . Karbon dioksida atau emisi karbon yang dihasilkan dari kehidupan dan peradaban manusia manusia, akibat dari proses industri, deru mesin, dan gaya hidup. Karbon yang diproduksi secara besar-besaran oleh industri dan peradapan negatif menjadi tidak terserap oleh tanaman yang jumlah juga sudah berkurang.

Pemanasan suhu bumi pun meningkat yang disebabkan adanya pemanasan global, dengan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca ini menyebabkan atmosfer menebal dan kemampuan menyerap panas dari matahari dan emisi bumi serta melepaskannya ke semesta luar angkasa berkurang. Akibatnya panas memantul kembali ke bumi, yang disebut dengan efek rumah kaca. Suhu bumi pelan-pelan akan naik  sehingga manusia terperangkap pada perubahan iklim yang juga menyebabkan perubahan pada kehidupan manusia. Panas yang berpanjangan atau musim hujan yang tiada usai, tumbuhnya penyakit-penyakit baru yang berasal dari virus, jamur dan mikrobakteri karena perubahan kelembaban udara.

Perubahan iklim global bukan hanya terjadi melalui proses pemanasan global. Namun perubahan iklim juga dapat dipicu oleh serangkaian aktivitas manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan hidup secara terus-menerus.

Gerakan Kecil Untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Sebagai individu yang hidup di muka bumi pasti kita punya peran, sekecil apapun terhadap perubahan iklim yang terjadi di bumi ini. Alangkah bijaksananya bila sebagai manusia kita berbuat hal-hal kecil atau mengurangi kebiasaan yang dapat memicu bertambahnya produksi gas emisi yang berperan penting terhadap perubahan iklim di bumi ini.

Bersepeda dan berjalan.

Bersepeda dan berjalan untuk berpergian dengan jarak dekat yang bisa kita tempuh, akan membuat kita lebih sehat dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, sehingga bisa menekan bertambahnya emisi di udara. Sekarang kita cenderung senang menggunakan kendaraan bermotor walaupun jarak tempuh pendek, yang sebenarnya terjangkau dengan sepeda bahkan jalan kaki. Fenomena dalam satu rumah yang dihuni 3 anggota keluarga bisa mempunyai lebih dari 3 jenis kendaraan bermotor, juga terlihat di mana-mana.

Mengutamakan Memakai Kendaraan Umum Daripada Pribadi.

Dengan menggunakan kendaraan umum kita bisa menghemat bahan bakar fosil, yang berarti mengurangi emisi udara yang keluar dari knalpot. Selain itu juga mengurangi kemacetan yang terjadi di jalan raya saat jam-jam sibuk.

Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai

Plastik merupakai sampah yang tidak bisa diurai oleh tanah, keberadaannya yang menumpuk mengotori bumi dan meracuni biota laut, permukaan tanah menjadi tidak subur lagi dan tidak bisa ditanami. Jadi alangkah baiknya bila saat berpergian kita membawa tumblir tempat minum sendiri yang bisa diisi ulang, dan apabila berbelanja penggunakan totebag sendiri untuk mengurangi sampah tas kresek.

Membeli dan Menggunakan Produk Lokal

Dengan memakai produk lokal kita mengurangi beralihnya suatu barang yang harus diangkut dengan kendaraan bermotor, selain itu kita bisa lebih meningkatan ekonomi lokal.

Menanam Pohon dan Mengusahakan Tidak Menebang Pohon

Bila kita mempunyai halaman yang cukup, tanami dengan pepohonan yang daunnya berguna untuk penyerapan emisi gas, dan menghasilkan O2 atau oksigen dengan baik. Selain itu buah dari tanaman juga bisa kita manfaatkan sebagai buah-bauahan dan sayuran.

Usahakan untuk tidak menebangi pohon yang sudah ada di sekitar kita bila tidak menggangu keselamatan dan bangunan. Cara ini yang bisa kami lakukan di rumah. Kami membiarkan beberapa pohon mangga di halaman depan dan belakang, juga beberapa pohon besar lain, karena kebetulan ada halaman yang cukup luas di depan dan belakang rumah. Maksud mempertahankan pohon-pohon yang sudah ada adalah agar penyerapan air saat hujan akan terjadi dengan baik, sehingga air di dalam tanah dapat disimpan dan telah terfilter oleh akar-akar tanaman. Kami bersyukur masih mempunyai air sumur yang masih layak digunakan untuk mencuci dan mandi, tidak perlu menggunakan air PDAM kecuali untuk masak kami memakai air isi ulang.

Demikian masalah yang kami alami langsung akibat dari perubahan iklim, dan tindakan-tindakan yang bisa saya lakukan semoga bila dilaksanan bersama-sama akan mengurangi dampak buruk akibat perubahan iklim. #UntumuBumiku kami sayang menyayangimu ...

Yuk, sayangi bumi kita.

#TeamUpforimpact 

 

Kudus, 14 April 2022.

srisubekti.com
wife ordinary, writer, fiksianer, kompasianer, Content creator

Related Posts

3 komentar

  1. Aku sekeluarga sudah lama mengusahakan melestarikan alam dan lingkungan. Caranya simple aja, bawa wadah bekal makanan dan botol minuman dari rumah ke manapun pergi. Sehingga mengurangi sampah plastik dan tentu lebih hemat :) Sumur2 zaman now memang sudah ga seperti dulu yang airnya jernih ya mbak hhmm :(

    BalasHapus
  2. Sedih bacanya yaa terbayang dulu di Kudus tiap rumah punya sumur bersih yang bisa digunakan kapan pun :( sekarang boro-boro yaa...malah airnya butek...

    BalasHapus
  3. Betul, air sumur sekarang udah nggak terlalu jernih. Kalau pun mau ngebor harus berpuluh-puluh meter lebih dalam :(((

    BalasHapus

Posting Komentar